Matahari Malam-Malam Ku
Bumi Raflesia basah,
malam ini, ikan-ikan pelagis semakin membesar dengan bertambah panasnya temperatur laut Hindia tepi Enggano
Ada Bintang Timur, menyebar heat-flow di langit Sumatera bagian barat
Puih...
Ada tamu berbicara ngawur
Kemudian tanpa nyana menghantam bahu kurus logika-ku, kapal Baruna oleng!
Tinju gila, saintis muda, muslimah dan pertemuan putih mengerat jiwa
Bumi Raflesia kelam,
Belum turun juga, heat-flow emosional membara
Mekar di taman sajadah hamba
Yang hitam itu sedu sedan
Sembari berujar, “Mari kita segi -3-kan atau bujur-sangkarkan lingkaran logika”
“Tambah kecepatan Kapten!,” laut Hindia tak bersahabat malam ini
Angin Barat atau hantu Tabut Gujarat menyebar secara vertikal
Bumi Raflesia,
Laut Hindia pulau Enggano
Khatulistwa jiwa
Mereka berhasil Tuhan, bersauh suka, dayung gembira
Temperatur itu Tuhan
Berputar di pusat black-smoke
Menggerus kanan otak-ku, keyakinan!
Mereka berhasil Tuhan
Menambang angkuh
Rapuh-nya keteguhan-ku
Bumi Raflesia, sajadah-ku
Robek dan tergeser di sudut biduk tua di Hindia jiwa
Berdarah, sekarat
Dan tekanan densitas semakin meningkat di kedalaman logika
Yang hitam itu, dia berhasil Tuhan
“Apakah kau pikir aku budak budak yg gigih?
Sampai mati pun, kau ku kejar!”
Komentar
Posting Komentar