Pandemi
Maka tiap kebebasan beralih rupa sandera
Rasa ceria pada jiwa berevolusi waswas akan semua
Kedekatan kita beringsut disekat batas fatamorgana
Tangan ini terikat dari berjabat
Waktu jumpa hanya dibalik kaca maya
Atau sebaris kata pada yang menyala
Tiada ramai di acara manusia
Penghidupan pun terdampak bala
Hingga di nadir kala ritual suci
Menemui kebiasaan baru
Pandemi
Entah ada atau tiada, karena mata tak menemu dekat atau jauhnya rupa
Kabar semua begitu menyata
Tlah meminta ribuan korban jiwa
Hingga merenggut waktu berlalu dengan sejuta tanya
Namun masih suara tak menemukan kata
Karena raga terkunci diganti tak menjelma
Kini hanya ada satu bait harap di kepala
Moga lekas hidup normal kembali ditemui
Di ujung tahun untuk kebaikan Negeri
"Allaahumma innii a'uudzu bika min jahdil balaa', wa darokisy-syaqoo', wa suu-il qodhoo', wa syamaatatil a'daa."
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari beratnya cobaan,, kesengsaraan yg hebat, keburukan takdir dan kegembiraan musuh atas musibah yg menimpaku.
Komentar
Posting Komentar