Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Pandemi

Direkuhnya semua ini hanya sehelaan nafas mau mereka Maka tiap kebebasan beralih rupa sandera Rasa ceria pada jiwa berevolusi waswas akan semua Kedekatan kita beringsut disekat batas fatamorgana Tangan ini terikat dari berjabat Waktu jumpa hanya dibalik kaca maya Atau sebaris kata pada yang menyala Tiada ramai di acara manusia Penghidupan pun terdampak bala Hingga di nadir kala ritual suci Menemui kebiasaan baru Pandemi Entah ada atau tiada, karena mata tak menemu dekat atau jauhnya rupa Kabar semua begitu menyata  Tlah meminta ribuan korban jiwa Hingga merenggut waktu berlalu dengan sejuta tanya Namun masih suara tak menemukan kata Karena raga terkunci diganti tak menjelma Kini hanya ada satu bait harap di kepala Moga lekas hidup normal kembali ditemui Di ujung tahun untuk kebaikan Negeri "Allaahumma innii a'uudzu bika min jahdil balaa', wa darokisy-syaqoo', wa suu-il qodhoo', wa syamaatatil a'daa." Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ber...

Postingan Terbaru

Aku dan Kamu

Sendiri

Sudut-Sudut Hitam Di Titik Nol Derajat

Kamu dan Menunggu

Matahari Malam-Malam Ku

Dapur

Rindu